Translate

CATATAN PENULIS

Berisi tentang beberapa catatan yang penulis dapatkan sepanjang perjalanan hidup.
Penulis mencoba berbagi kepada seluruh sahabat sebagai self reminder.

14 Agu 2012

KISAH SEORANG ANAK DAN SEEKOR ANJING


Seorang petani memiliki 4 ekor anak anjing yang ingin dia jual karena membutuhkan biaya. Lalu ia memasang sebuah papan iklan dan memakumya di atas pagar depan halaman rumahnya. Saat ia sedang mengetok untuk memasang paku terakhir, ia merasakan ada yang menarik celananya. 

Dia melihat ke bawah dan dilihatnya seorang anak kecil sedang menatapnya dan berkata : "Tuan" katanya, "Saya ingin membeli salah satu anak anjing Anda". "Baiklah" kata petani itu, sambil mengusap keringat di bagian belakang lehernya.

"Anak anjing ini berasal dari induk yang bagus dan memerlukan banyak biaya untuk memeliharanya" 
Anak itu menunduk sejenak, kemudian memasukkan tangannya dalam saku celananya, lalu ia mengeluarkan beberapa recehan dan menunjukkannya kepada petani itu sambil berkata : "Aku punya tiga puluh sembilan sen". katanya, "Apakah itu cukup untuk membeli salah satunya?" 

"Tentu saja" kata petani itu. Lalu petani itu ia bersiul dan memanggil "Kemari, Doggie!". Keluar dari dalam rumah seekor induk anjing yang dipanggil Doggie dan mulai menuruni jalan berlari diikuti oleh 3 anak anjing lainnya yang masih berbulu tipis. Anak kecil tersebut menempelkan mukanya ke pagar rumah dan terlihat seraut kegembiraan di wajahnya melihat anjing2 tersebut. Semua anak anjing itu keluar ke jalan mengikuti sang induk, namun tiba2 mata anak kecil itu melihat sesuatu yang lain di dalam rumah rumah.  

Perlahan seekor anak anjing muncul dari dalam rumah si petani. Yang terakhir ini terlihat lebih kecil dibandingkan 3 ekor anak anjing lainnya. Dia mencoba berlari ke luar rumah dan mengejar yang lainnya. Namun cara larinya agak aneh dan terpincang-pincang. Dia mencoba melakukan yang terbaik untuk mengejar ketertinggalan dengan induk dan saudara-sauaranya yang lain. 

Tiba-tiba si anak kecil berkata kepada si petani "Saya ingin anak anjing yang itu" sambil menunjuk anak anjing terakhir. Petani itu lalu berlutut di samping anak itu dan berkata : "Anakku, kamu pasti tidak ingin anak anjing itu. Dia tidak akan pernah bisa berlari dan bermain dengan kamu seperti anjing-anjing yang lain itu." 

Anak kecil itu lalu mundur selangkah dari pagar, meraih ke bawah dan mulai menggulung salah satu celana panjangnya. Sejurus kemudian dia menunjukkan penjepit baja yang mengelilingi di kedua sisi kaki kirinya yang menyerupai sepatu khusus buat penyandang cacat. Lalu dia melihat kembali pada petani dan berkata : "Anda lihat , pak. Saya juga tidak mampu berjalan dengan normal apalagi berlari dan saya membutuhkan seseorang yang mengerti keadaan saya" 

Dengan air mata yang menetes, si petani meraih ke bawah dan mengambil anak anjing kecil itu. Memegangnya dengan hati-hati dan menyerahkannya kepada anak kecil tersebut. 

"Berapa?" tanya si anak kecil. 
"Tidak ada biaya" jawab si petani.
"Tidak ada biaya untuk Cinta" lanjut si petani.

Moral of The Story :
Hanya orang yang pernah mengalami penderitaan yang bisa menolong dan menyelami penderitaan orang lain..
Pandanglah sekitar kita..
Mungkin mereka tidak seberuntung kita dan mungkin kita belum pernah mengalami penderitaan seperti mereka..
Hal tersebut yang kadang membuat mata hati kita tumpul.. atau sebaliknya..
Ketika kita mengalami penderitaan.. Justru hal tersebut membuat kita bisa memahami penderitaan orang lain..  

2 komentar:

FictionLover mengatakan...

so touching...........

Gina Ayla mengatakan...

sangat menyentuh hati tulisannya :(