Translate

CATATAN PENULIS

Berisi tentang beberapa catatan yang penulis dapatkan sepanjang perjalanan hidup.
Penulis mencoba berbagi kepada seluruh sahabat sebagai self reminder.

5 Mei 2010

"TENZING NORGAY"

Tenzing Norgay? apaan sih? Atau siapa sih?

Tenzing Norgay adalah nama orang, mungkin buat kebanyakan dari kita akan mengatakan nama yang aneh.....dari negara mana nama tersebut berasal?.... .

Mungkin Anda pernah membaca atau mendengar namanya mungkin juga belum bagaimana kalau saya sebutkan nama Sir Edmund Hillary...ya kalau yang ini sih saya sering dengar atau pernah baca biografinya atau pernah mendapatkan kisah hidupnya dalam sebuah artikel atau sewaktu mengikuti seminar. Ya, Sir Edmund Hillary adalah orang pertama di dunia yang berhasil mencapai puncak gunung tertinggi dunia Puncak Gunung Everest. Tetapi saat ini bukan Sir Edmund Hillary yang akan kita bahas, tetapi Tenzing Norgay.

Tenzing Norgay seorang penduduk asli Nepal yang bertugas sebagai pemandu bagi para pendaki gunung yang berniat untuk mendaki gunung Everest. Tenzing Norgay menjadi pemandu (orang nepal menyebutnya Sherpa) bagi Sir Edmund Hillary. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30, Tenzing Norgay bersama dengan Sir Edmund Hillary berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi Everest pada ketinggian 29,028 kaki diatas permukaan laut dan menjadi orang pertama didunia yang kemudian menjadi inspirasi dan penyemangat bagi ratusan pendaki berikutnya untuk mengikuti prestasi mereka. Pada rentang waktu tahun 1920 sampai dengan tahun 1952, tujuh tim ekspedisi yang berusaha menaklukkan Everest mengalami kegagalan. 

Keberhasilan Sir Edmund Hillary pada saat itu sangat fenomenal mengingat baru berakhirnya Perang Dunia II dan menjadi semacam inspirator untuk mengembalikan kepercayaan diri bagi seluruh bangsa di dunia. Karena keberhasilannya, Sir Edmund Hillary mendapatkan gelar kebangsawanan dari Ratu Inggris yang baru saja dilantik saat itu Ratu Elizabeth II dan menjadi orang yang paling dikenal di seluruh dunia. 

Tetapi dibalik keberhasilan itu Tenzing Norgay memiliki peran yang sangat besar, mengapa Tenzing Norgay tidak menjadi terkenal dan mendapatkan semua yang didapatkan oleh Sir Edmund Hillary padahal ia adalah sang pemandu yang membantu dan mengantarkannya mencapai Puncuk Mount Everest? Seharusnya bisa saja ia lah orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak Mount Everest bukan Sir Edmund Hillary. 

Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya : 

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia? 

Tenzing Norgay : Sangat senang sekali 

Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia....

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu??? 

Tenzing Norgay : Karena itulah IMPIAN Edmund Hillary, bukan impian saya..... impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih IMPIAN nya. 

Ya, itulah sekelumit kisah tentang seorang pemandu pendaki bernama Tenzing Norgay. Ia tidak menjadi serakah, ataupun iri dengan keberhasilan, nama besar dan semua penghargaan yang diperoleh Sir Edmund Hillary. Ia cukup bangga dapat membantu orang lain mencapai & mewujudkan IMPIAN nya.

Dalam kehidupan sehari-hari atau dalam dunia kerja kita secara pribadi terbiasa atau terkondisikan untuk fokus kepada diri kita sendiri, siapa yang mendapat nama, apa yang kita dapatkan, bonus, penghargaan, insentif dan sebagainya. 

Sebagai bahan renungan bersama : 

"Bisakah kita menjadi seperti Tenzing Norgay?" 

sebenarnya bukan Bisa atau Tidak... tapi MAU atau TIDAK!

"CANGKIR DAN KOPI"

Sekelompok alumni University California of Bekeley yang telah mapan dalam karir masing-masing berkumpul dan mendatangi professor kampus mereka yang telah tua. Percakapan segera terjadi dan mengarah pada komplain tentang stess di pekerjaan dan kehidupan mereka.

Menawari tamu-tamunya kopi, professor pergi ke dapur dan kembali dengan poci besar berisi kopi dan cangkir berbagai jenis. Dari porselin, plastik, gelas, kristal, gelas biasa, beberapa diantara gelas mahal dan beberapa lainnya sangat indah.

Dan mengatakan pada para mantan mahasiswanya untuk menuang sendiri kopinya.

Setelah semua mahasiswanya mendapat secangkir kopi di tangan, professor itu mengatakan : "Jika kalian perhatikan, semua cangkir yang indah dan mahal telah diambil, yang tertinggal hanyalah gelas biasa dan yang murah saja.

Meskipun normal bagi kalian untuk mengingini hanya yang terbaik bagi diri kalian, tapi sebenarnya itulah yang menjadi sumber masalah dan stress yang kalian alami."

"Pastikan bahwa cangkir itu sendiri tidak mempengaruhi kualitas kopi. Dalam banyak kasus, itu hanya lebih mahal dan dalam beberapa kasus bahkan menyembunyikan apa yang kita minum. Apa yang kalian inginkan sebenarnya adalah kopi, bukanlah cangkirnya, namun kalian secara sadar mengambil cangkir terbaik dan kemudian mulai memperhatikan cangkir orang lain."

"Sekarang perhatikan hal ini : Kehidupan bagai kopi, sedangkan pekerjaan, uang dan posisi dalam masyarakat adalah cangkirnya. Cangkir bagaikan alat untuk memegang dan mengisi kehidupan. Jenis cangkir yang kita miliki tidak mendefinisikan atau juga mengganti kualitas kehidupan yang kita hidupi. Seringkali, karena berkonsentrasi hanya pada cangkir, kita gagal untuk menikmati kopi yang Tuhan sediakan bagi kita."

Tuhan memasak dan membuat kopi, bukan cangkirnya. 

Jadi nikmatilah kopinya, bukan cangkirnya.

Enjoy your day and work and keep make relationship with others. 

DO YOUR BEST & GOD WILL DO THE REST



Suatu kali, ada seorang konglomerat dan pengusaha kaya. Hebatnya, kekayaan itu menurut banyak pihak diperoleh benar2 dari nol. Karena itu, apa yang dilakukannya mampu menginspirasi banyak orang. 

Suatu ketika, karena penasaran, ada seorang pemuda ingin belajar menimba pengalaman dari sang pengusaha. Setelah mencoba beberapa kali, akhirnya sang pemuda berhasil menemui si pengusaha sukses.

“Terimakasih Bapak mau menerima saya. Terus terang saya sangat ingin menimba pengalaman dari Bapak sehingga bisa sukses seperti Bapak,” ujar pemuda itu. 

Mendengar permintaan itu, sang pengusaha tersenyum sejenak. Kemudian, ia pun meminta anak muda tetsebut menengadahkan tangannya. Si pemuda pun terheran2. Namun, lantas si pengusahapun menjelaskan maksudnya. “Biar aku lihat garis tanganmu. Dan, simaklah baik2 apa pendapatku tentangmu sebelum aku memberikan pelajaran seperti yang kamu minta,” jawab pengusaha tsb. 

Setelah menengadahkan kedua tangannya, si pengusaha pun berkata, “Lihatlah telapak tanganmu ini. Di sini ada beberapa garis utama yang menentukan nasib. Disana ada garis khidupan. Kemudian, ada garis rezeki dan ada pula garis jodoh. Skrg, menggenggamlah. Di mana semua garis tadid?”
“Di dalam telapak tangan yang saya genggam.” Jawab si pemuda yang masih penasaran. 

“Nah, apa artinya itu? Hal itu mengandung arti, bahwa apapun takdir dan keadaanmu kelak, semua itu ada dalam genggamanmu sendiri. Kamu lihat bukan? Bahwa semua garis tadi ada di tanganmu. Dan, begitulah rahasia suksesku selama ini.

Aku berjuang dan berusaha dengan berbagai cara untuk menentukan nasibku sendiri,” terang si pengusaha. “Tetapi coba lihat pula genggamanmu. Bukankah masih ada garis yang tidak ikut tergenggam? Sisa garis itulah yang berada di luar kendalimu. Karena di sanalah letak kekuatan Sang Maha Pencipta yang kita tidak akan mampu lakukan dan itulah bagian Tuhan. 

Genggam dan lakukan bagianmu dengan kerja keras dan sungguh2, dan bawalah kepada Tuhan bagian yang tidak mampu engkau lakukan..! 

Do your best and God will do the REST

DIMANAKAH LETAK KEBAHAGAIAAN ITU?

Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan,lewatlah sebuah motor di depan mereka, berkatalah petani ini pada istrinya "lihatlah bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu, meskipun mereka juga kehujanan, tapi mereka bisa cepat sampai dirumah, tidak seperti kita yang harus lelah berjalan untuk sampai kerumah". 

Sementara itu pengendara sepeda motor dan istrinya yang sedang berboncengan di bawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka, pengendara motor itu berkata kepada istrinya "lihat bu, betapa bahagianya orang yang naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita". 

Di dalam mobil pick up yang dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah mobil sedan Mercy lewat dihadapan mereka "lihatlah bu, betapa bahagia orang yang naik mobil bagus itu, mobil itu pasti nyaman di kendarai,tidak seperti mobil kita yang sering mogok". 

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri petani yang berjalan bergandengan tangan di bawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dalam hatinya "betapa bahagianya suami istri itu, mereka dengan mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku dan istriku tidak pernah punya waktu untuk berdua karena kesibukan kami masing masing". 

Moral of The Story :
Kebahagiaan tidak akan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup orang lain. 

Bersyukurlah atas hidup kita supaya kita tahu dimana letak kebahagiaan itu sesunguhnya berada.

4 Mei 2010

”WE ARE SO SPECIAL FOR SOMEONE ELSE”


Seperti biasa Adi, Pimpinan sebuah perusahaan di Jkt, tiba di rumahnya jam 9 malam. Tdk seperti biasanya, Ana, anaknya yang berumur 9 th, membukakan pintu untuknya. Nampaknya ia sdh menunggu cukup lama.

"Kok, blm tidur?" sapa Adi sambil menciumnya.

Biasanya Ana sdh lelap saat ia pulang & baru bangun ketika ia akan berangkat ke kantor

"Aku nunggu Papa pulang. Sebab aku mau tanya berapa sih gaji Papa?"

"Ok. Kamu hitung sendiri yah. Setiap hari Papa bekerja sekitar 10 jam & dibayar Rp.400rb, tiap bln rata2, 22 hari kerja, kadang Sabtu masih lembur. Berapa gaji Papa hayo?"

"Kalo 1 hari Papa dibayar Rp.400rb u/ 10 jam, berarti 1 jam Papa digaji Rp.40rb dong" katanya

"Wah, pinter kamu. Sekarang cuci kaki, tidur" perintah Adi

Ana kembali bertanya, "Papa, aku boleh pinjam Rp.5rb gak?"

"Sdh, gak usah macem2. Buat apa minta uang malem2 gini? Tidurlah."

"Tapi Papa…" Kesabaran Adi pun habis

"Papa bilang tidur!" hardiknya

Ana pun lari menuju kamarnya sedih.

Usai mandi, Adi menyesali hardiknya, menengok Ana di kamar tidurnya sedang terisak sambil memegang Rp.15rb. Sambil mengelus kepala Ana, Adi berkata, "Maafin Papa yah, Papa sayang sama Ana. Tapi buat apa sih minta uang malem2 gini?

"Papa, aku gak minta uang. Aku hanya pinjam. Nanti aku kembalikan kalo sdh menabung lagi dari uang jajan seminggu ini"

"lya, iya, tapi buat apa?" tanya Adi lembut

"Aku nunggu Papa dari jam 8 mau ajak Papa main ular tangga. 30 menit aja. Mama sering bilang waktu Papa itu amat berharga. Jadi, aku mau ganti waktu Papa. Aku buka tabunganku, hanya ada Rp.15rb krn Papa 1 jam dibayar Rp.40rb maka 1/2 jam aku harus ganti Rp.20rb. Duit tabunganku kurang Rp.5rb, makanya aku mau pinjam dari Papa" kata Ana polos

Adi pun terdiam. ia kehilangan kata2. Dipeluknya bocah kecil itu erat2 dng haru. Dia baru menyadari, ternyata limpahan harta yg dia berikan selama ini, tdk cukup utk "membeli" kebahagiaan anaknya.

Moral of the Story :
"Bagi dunia mungkin kita hanyalah “seseorang” tapi bagi “seseorang lain” kita mungkin adalah DUNIA-nya"