Translate

CATATAN PENULIS

Berisi tentang beberapa catatan yang penulis dapatkan sepanjang perjalanan hidup.
Penulis mencoba berbagi kepada seluruh sahabat sebagai self reminder.

16 Jul 2011

KESABARAN BERBUAH MANIS


Di suatu sore, seorang anak datang kepada ayahnya yg sedang baca koran…
“Ayah, ayah” kata sang anak… “Ada apa?” tanya sang ayah…..

“Aku capek, sangat capek … aku capek karena aku belajar mati-matian untuk mendapat nilai bagus sedang temanku bisa dapat nilai bagus dengan menyontek…aku mau menyontek saja! aku capek.…

Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga lisanku untuk tidak menyakiti, sedang temanku enak saja berbicara sampai aku sakit hati…

Aku capek, sangat capek karena aku harus menjaga sikapku untuk menghormati teman-temanku, sedang teman-temanku seenaknya saja bersikap kepadaku…

Aku capek ayah, aku capek menahan diri…aku ingin seperti mereka…mereka terlihat senang, aku ingin bersikap seperti mereka ayah ! ..” sang anak mulai menangis…

Kemudian sang ayah hanya tersenyum dan mengelus kepala anaknya sambil berkata ” Anakku ayo ikut ayah, ayah akan menunjukkan sesuatu kepadamu”, lalu sang ayah menarik tangan sang anak kemudian mereka menyusuri sebuah jalan yang sangat jelek, banyak duri, serangga, lumpur, dan ilalang… lalu sang anak pun mulai mengeluh ” ayah mau kemana kita?? aku tidak suka jalan ini, lihat sepatuku jadi kotor, kakiku luka karena tertusuk duri. badanku dikelilingi oleh serangga, berjalanpun susah krn ada banyak ilalang… aku benci jalan ini ayah” … sang ayah hanya diam.

Dan akhirnya mereka sampai pada sebuah telaga yang sangat indah, airnya sangat segar, ada banyak kupu kupu, bunga bunga yang cantik, dan pepohonan yang rindang…

“Waaaah… tempat apa ini ayah? aku suka! aku suka tempat ini!” sang ayah hanya diam dan kemudian duduk di bawah pohon yang rindang beralaskan rerumputan hijau.

“Kemarilah anakku, ayo duduk di samping ayah” ujar sang ayah, lalu sang anak pun ikut duduk di samping ayahnya. ” Anakku, tahukah kau mengapa di sini begitu sepi? padahal tempat ini begitu indah…?”

” Tidak tahu ayah, memangnya kenapa?”

” Itu karena orang orang tidak mau menyusuri jalan yang jelek tadi, padahal mereka tau ada telaga di sini, tetapi mereka tidak bisa bersabar dalam menyusuri jalan itu" 


"Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam bersikap baik, butuh kesabaran dalam kujujuran, butuh kesabaran dalam setiap kebaikan agar kita mendapat kemenangan, seperti jalan yang tadi, bukankah kau harus sabar saat ada duri melukai kakimu, kau harus sabar saat lumpur mengotori sepatumu, kau harus sabar melewati ilalang dan kau pun harus sabar saat dikelilingi serangga dan akhirnya semuanya terbayar kan? ada telaga yang sangat indah" 

Seandainya kau tidak sabar, apa yang kau dapat? kau tidak akan mendapat apa apa anakku, oleh karena itu bersabarlah anakku” 
” Tapi ayah, tidak mudah untuk bersabar” 

Aku tahu, oleh karena itu ada ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat… Begitu pula hidup, ada ayah dan ibu yang akan terus berada di sampingmu agar saat kau jatuh, kami bisa mengangkatmu"

"Tapi ingatlah anakku, ayah dan ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri" 

"Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain, jadilah dirimu sendiri, seorang pemuda yang kuat, yang tetap tabah karena ia tahu ada Tuhan di sampingnya, maka kau akan dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang maka kau tahu akhirnya kan?”

” Ya ayah, aku tahu sekarang, aku akan dapat surga yang indah yang lebih indah dari telaga ini. Sekarang aku mengerti, terima kasih ayah, aku akan tegar saat yang lain terlempar ” 
Sang ayah hanya tersenyum sambil menatap wajah anak kesayangannya.


10 Jul 2011

KISAH POHON APEL


Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel besar dan anak lelaki yang senang bermain-main di bawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunnya. Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula, pohon apel sangat mencintai anak kecil itu.

Waktu terus berlalu. Anak lelaki itu kini telah tumbuh besar dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari ia mendatangi pohon apel. Wajahnya tampak sedih. "Ayo ke sini bermain-main lagi denganku," pinta pohon apel itu.

"Aku bukan anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi." jawab anak lelaki itu. "Aku ingin sekali memiliki mainan, tapi aku tak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku pun tak punya uang... tetapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang untuk membeli mainan kegemaranmu."

Anak lelaki itu sangat senang. Ia lalu memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi. Pohon apel itu kembali sedih.

Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel sangat senang melihatnya datang. "Ayo bermain-main denganku lagi." kata pohon apel
"Aku tak punya waktu," jawab anak lelaki itu. "Aku harus bekerja untuk keluargaku. Kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau menolongku?"
"Duh, maaf aku pun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu." kata pohon apel.

Kemudian, anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting pohon apel itu dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tapi anak lelaki itu tak pernah kembali lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.

Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel merasa sangat bersuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi deganku." kata pohon apel.
"Aku sedih," kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberi aku sebuah kapal untuk pesiar?"
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh memotong batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau mau. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."

Kemudian, anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diidamkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah lagi datang menemui pohon apel itu.

Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian.

"Maaf, anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu."
"Tak apa. Aku pun sudah tak memiliki gigi untuk mengigit buah apelmu." jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tak memiliki batang dan dahan yang bisa kau panjat." kata pohon apel.
"Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu." jawab anak lelaki itu.
"Aku benar-benar tak memiliki apa-apa lagi yang bisa aku berikan padamu. Yang tersisa hanyalah akar-akarku yang sudah tua dan sekarat ini." kata pohon apel itu sambil menitikkan air mata.
"Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang." kata anak lelaki. "Aku hanya mEmbutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sangat lelah setelah sekian lama meninggalkanmu."
"Oooh, bagus sekali. Tahukah kau, akar-akar pohon tua adalah tempat terbaik untuk berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring di pelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang."

Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

Moral of The Story :
Ini adalah cerita tentang kita semua.
Pohon apel itu adalah orang tua kita.
Ketika kita muda, kita senang bermain-main dengan ayah dan ibu kita.
Ketika kita tumbuh besar, kita meninggalkan mereka, dan hanya datang ketika kita memerlukan sesuatu atau dalam kesulitan.
Tak peduli apa pun, orang tua kita akan selalu ada di sana untuk memberikan apa yang bisa mereka berikan untuk membuat kita bahagia.
Kita mungkin berpikir bahwa anak lelaki itu telah bertindak sangat kasar pada pohon itu, tetapi begitulah cara kita memperlakukan orang tua kita.
Sampaikan pada orang tua kita sekarang, betapa kita mencintainya..
dan berterima kasih atas seluruh hidup yang telah dan akan diberikannya pada kita..


SURAT TERBUKA BAGI PARA SAHABAT WANITA TERCINTA

To : All Wifes in The World

Pernahkah kita menyadari sudah berapa lama kita menikah?
Dan bagaimanakah hubungan kita dengan suami tercinta saat ini?

Mari luangkan waktu sejenak untuk merenungkan kualitas kasih kita

Saat suamiku bangun pagi..
Adakah aku di sana yang menyapa dengan senyuman?
Atau bahkan dengan kecupan?
Pastilah itu akan mencerahkan hatinya.

Saat suamiku ada masalah dalam pekerjaan..
Adakah aku menyadarinya?
Apakah aku mensupportnya dengan kata2 positif, kepercayaan, dan doa baginya?
Pastilah itu akan menenangkan pikirannya.

Saat hubungan terasa hampa..
Adakah aku berusaha untuk menarik hatinya? Dengan kejutan2 manis dan sebagainya?
Dalam hatinya, pastilah ia menghargainya.

Saat suamiku pulang kerja..
Adakah aku di sana untuk menghibur dia yang kelelahan?
Adakah aku di sana, untuk menemaninya makan?
Walaupun mungkin aku sendiri sudah makan?

Saat suamiku sibuk bekerja di rumah..
Adakah aku disana sekedar untuk menemaninya?
Walaupun aku mungkin tidak paham apa yang sedang dikerjakannya
Namun pastilah ia menghargai kehadiran dan perhatianku.

Saat suamiku di rumah..
Sudahkah aku selalu menjaga diri untuk tampil menarik dan terlihat segar baginya?

Saat suamiku menonton TV..
Apakah aku suka menemaninya?
Walaupun mungkin aku tidak suka acara yang disukainya?
Aku ingin berbagi komunikasi apapun dengannya...

Atau saat suamiku berdiam diri di rumah dan sibuk dengan urusannya sendiri..
Sudahkah aku bertanya, mengapa dia bisa demikian?
Adakah yang salah dalam hubungan ini?
Mungkinkah dia tidak bercerita karena menjaga perasaan kita?
Atau bahkan dia sedang kebingungan memulai dari mana?

Ingatlah bahwa dengan menanam kasih, kita pun akan menuai kasih...

Jangan berharap untuk selalu menerima kasih..
Jangan menuntut ini dan itu...

Tetapi berikanlah lebih dahulu :
- Hatimu..
- Waktumu..
- Perhatianmu..
- Relakan kesukaanmu..
- Mulailah komunikasi lebih dulu... Jangan menunggu..

Jangan biarkan tempat itu diisi oleh Wanita Lain...
Di dunia jumlah Wanita lebih banyak dari jumlah Pria..
Maka kemungkinan adanya wanita idaman lain lebih tinggi dari seorang pria idaman lain...

So....
Penuhilah selalu hati suamimu...
Itu memang telah menjadi tempat dan milikmu..

Believe that you can!!!
Dibalik keberhasilan seorang suami, ada istri yang sejati..
Begitu pula sebaliknya..

Just a Thought.. No Offence..

"diposting dalam kesendirian dari sebuah Kamar Paviliun Rumah Sakit menjelang menjalani operasi esok hari"