Translate

CATATAN PENULIS

Berisi tentang beberapa catatan yang penulis dapatkan sepanjang perjalanan hidup.
Penulis mencoba berbagi kepada seluruh sahabat sebagai self reminder.

16 Jun 2011

SI PENCURI KUE


Suatu malam, seorang wanita sedang menunggu di bandara. Masih ada beberapa jam sebelum jadwal terbangnya tiba. Untuk membuang waktu, ia membeli buku dan sekantong kue di sebuah gerai toko di bandara, lalu menemukan sebuah tempat duduk.

Sambil duduk, wanita tersebut memakan kue sambil membaca buku yang baru dibelinya. Dalam keasyikannya, ia melihat lelaki di sebelahnya dengan begitu berani mengambil satu atau dua kue yang berada diantara mereka berdua. Wanita tsb mencoba mengabaikan agar tidak terjadi keributan.

Ia membaca, mengunyah kue dan melihat jam. Sementara si "Pencuri Kue" yang pemberani itu menghabiskan persediaannya. Ia makin kesal sementara menit2 berlalu. Wanita itupun sempat berpikir: "Kalau aku bkn orang baik, tentu sdh kutonjok dia!". Setiap ia mengambil satu kue, si lelaki itu juga mengambil satu.

Ia menghela napas lega saat penerbangannya diumumkan, dan ia segera mengumpulkan barang2 miliknya dan menuju pintu gerbang.

Ia naik pesawat dan duduk di kursinya, lalu mencari buku yg hampir selesai dibacanya. Saat ia merogoh tasnya, ia menahan napas karena kaget. Ternyata disitu ada kantong kue miliknya. 

Koq milikku ada di sini? Jadi kue tadi adalah milik siapa? Milik lelaki itu?
Ya Tuhan, terlambat sudah untuk meminta maaf. Ia tersandar dan sedih.
Bàhwa sesungguhnya akulah yang salah, tak tahu terima kasih dan akulah sesungguhnya sang pencuri kue itu, bukan dia!

MORAL OF THE STORY :
Dalam hidup ini, kisah pencuri kue seperti tadi seringkali terjadi.

Kita sering berprasangka dan melihat orang lain dengan kacamata kita sendiri, dan tak jarang kita berprasangka buruk.

Orang lainlah yang selalu salah, yang patut disingkirkan, yang tak tahu diri, yang paling berdosa, yang selalu bikin masalah. Dan hanya kitalah yang paling benar, yang paling suci, yang paling tinggi, yang paling pintar, dst.

Sejak detik ini, bisakah kita memulai utk "sedikit saja" rendah hati? Tanpa membanggakan siapakah diri kita di hadapan orang lain.


Tidak ada komentar: